Breaking News

SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TRAGEDI KANJURUHAN?


1. PSSI


Sebelumnya PSSI telah mengeluarkan statement bahwasannya "menyesalkan tindakan suporter di Stadion Kanjuruhan". Menurut kami ini adalah bukan jawaban yang seharusnya keluar dari PSSI selaku induk sepak bola nasional. Karena ini termasuk statement satu arah yang bisa menimbulkan dampak atau penggiringan opini yang merugikan satu pihak. Terlebih lagi masih dalam suasana berduka, rasanya sangat tidak etis, orang nomor satu di sepak bola Indonesia mengatakan demikian.


Sepak bola adalah hiburan. Sepak bola memiliki aturan, baik di dunia (FIFA) maupun nasional (PSSI). Maka artinya seluruh yang berkaitan dengan sepak bola dibawah naungan Negara, itu akan menjadi tanggung jawab PSSI. Ketika PSSI melepas tangan dalam persoalan ini, maka dari sini kita semua menjadi tahu, kalau ketua umum PSSI tidak sepenuhnya paham tentang sepak bola.


2. PT LIB DAN BROADCASTER


PT Liga Indonesia Baru, adalah pelaksana berjalannya kompetisi liga 1. Sedangkan broadcaster liga 1 adalah Emtek Group. Ada terjadi drama antara LIB dengan pihak Panpel Arema dan Kepolisian, soal jam tayang yang terlalu malam. LIB selaku pelaksana bersikeras dengan jadwal pertandingan yang tetap di jam 20.00 WIB. Ini harus diselidiki, mengapa alasan dari LIB tersebut? apakah ada tendensinya dengan mafia bola? apakah mengejar rating dari pihak broadcaster?


PT LIB harus memberikan laporan secara komprehensif kepada publik secara transparan mengenai laga tersebut. Karena biar bagaimanapun, PT LIB adalah pelaksana, tidak ada putusan dari LIB maka pertandingan tidak akan berjalan. Jadi pemeran utama disini adalah LIB.


3. POLRI


Harus diakui bahwa Polda Jawa Timur dan (pihak keamanan lainnya), telah lalai dalam mengambil tindakan dan melaksanakan tugasnya sebagai kepolisian. Terutama masalah gas air mata. Dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan dalam stadion, penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan. Jadi apapun alasan atau statement yang diberikan kepolisian, maka itu tidak dapat dibenarkan.


Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pihak kepolisian mengetahui soal aturan tersebut? jika memang tidak, maka kembali lagi akar permasalahannya ada di PSSI. Yang tidak memberikan edukasi tentang segala aturan di sepak bola kepada pihak kepolisian tersebut. Tanpa diedukasi pun seharusnya Polisi tahu, bahwa gas air mata adalah bukan solusi, karena tidak tepat digunakan di dalam stadion, itu sama saja seperti ingin membunuh bukan mengurai massa.


4. Panitia Pelaksana (Panpel Arema)


Pihak kepolisian telah sampaikan bahwa tiket hanya boleh dicetak sebanyak 25.000, tapi nyatanya Panpel Arema mencetak sekitar 45.000 lembar tiket. Tentu dengan narasi seperti ini, bahasa kasarnya adalah "Harga nyawa manusia yang hanya seharga tiket" atau lebih tepatnya "Mata Duitan" demi keuntungan semata tanpa harus memikirkan dampaknya. Apalagi ini laga derby yang sudah dikenal rivalitas dari dahulu.


Dengan begitu banyaknya jumlah penonton yang hadir tentu membuat space tribun menjadi sempit dan desak. Jika melihat kondisi dan fasilitas stadion kanjuruhan, sangatlah tidak sebanding dengan kenyamanan penonton. Ini bukan terjadi 1 atau 2 laga saja. Tapi hampir laga "bigmatch" yang digelar di Kanjuruhan, selalu tampak penuh bahkan hingga turun ke bawah tribun. Sunggu sangat miris dan betapa tidak profesionalnya pihak panpel ini.


5. Manajemen Arema FC


Tidak perlu dijelaskan, karena pihak manajemen Arema FC telah menyatakan siap tanggung jawab. Ini adalah statement yang ditunggu oleh semuanya, "Berani tanggung jawab". Kami masih menunggu jawaban yang sama dari pihak PSSI, LIB, POLRI dan PANPEL.


Kami akan menolak liga 1 dilanjutkan, sebelum tragedi ini diusut tuntas. Ini menjadi salah satu tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola dunia, setidaknya harus ada pihak-pihak yang menyatakan mundur dari jabatannya, pihak-pihak yang mendapatkan hukuman berat, dan pihak-pihak yang berani katakan tanggung jawab atas permasalahan ini. Karena sejatinya sepak bola adalah hiburan. Sepak bola tidak lagi asik jika ada nyawa yang berguguran. Persetan dengan kalian para bedebah yang telah merusak hiburan rakyat!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.